Harus dari mana lagi untuk bisa menulis dengan menggunakan kata-kata yang renyah dan ringan, agar bisa dibaca oleh pamiarso yang diharapkan bisa lebih budiman dalam membaca artikelku. Jurus-jurus kunci yang paling manjur sekalipun, sebenarnya, telah aku terapkan dalam menulis artikel ini. Tapi selalu saja kata-katanya selalu membosankan dan cenderung statis (dalam hal menggerakkan hati pamiarso untuk bisa sedikit membuat mereka tersenyum).
Istilahnya, kekuatan mahabbah tersebut belum aku
dapatkan. Gak tau kemana mencari wangsit yang mujarab tersebut. Kemarin sih
sebenarnya hampir mendapatkan mimpi tentang wangsit tersebut. Tapi, jebule, aku
hanya terbangun karna pangsit yang tergeletak di deket bantalku. bukannya
wangsit.
Tapi, “setidaknya aku pernah berjuang” kata lagunya
last child, untuk menghasilkan tulisan buagus dan emezing. Walaupun selalu
bersusah payah, Jatuh, bangun bahkan sampai gak bisa bangun sama sekali karna
kalah sama yang namanya rasa malasKU. Aku sebenarnya heran pake “buanget” sama
yang namnya “males”. Ko bisa-bisanya mematahkan hasratku untuk bisa latihan menulis, walaupun pas lagi
menang melawan rasa malas sekalipun, tulisanku gak pernah bisa bagus.
Jujur, aku iri dengan seorang penulis artikel yang
berinisia C. W. Beliau begitu hebat dalam mengolah kata-kata yang awalnya
sepele. Tapi kemudian dia mengolahnya menjadi lebih sepele lagi. Karna begitu
sepele kata-kata yang diolahnya, aku bisa kagum dan harus mengakui tulisanya
itu sangat Great, amazing, fantastis, and bombastis. Kayaknya kalau dia membaca
artikel gilaku ini pasti korban fitnahku ini pasti nyengar- nyengir dibuatku. Hiahaha (Danafi)
Comments