Masih ingat gak cerita sewaktu kita masih belia, masih unyu-unyunya tentang binatang yang sangat menyukai Ketimun?. tentu cerita fabel atau cerita anak-anak tentang hewan satu ini masih sangat melegenda. dan bahkan masih ada peminatnya. dan aku termasuk bukan salah satu peminatnya sih hehe. tapi disini saya coba mengarang bebas atau menulis seadanya tentang cerita satu ini.
Entah pengarang ceritanya siapa, dan bagaimana cerita seutuhnya aku sendiri belum cukup tahu. tapi cerita maling mencuri ketimun ini begitu melegenda cetar membahana pada masanya. karena dari hasil sugesti yang diberikan oleh pengarang cerita ini, dia "si kancil" telah mampu membuat anganku berburuk sangka pada sosok hewan yang sebenernya innocence banget menurut pandanganku pribadi, cari saja di google dengan keywords kacil.
Saya sebenernya tak habis pikir bagaimana bisa pengarang cerita dongeng satu ini mengumpamakan si kancil menjadi hewan yang senang mencuri. padahal jika di lihat dari sudut manapun, tak ada kesan kancil itu pencuri atau maling. gak ada sama sekali. ko ya dimirip-miripin sama pencuri, seperti koruptor saja si kancil saja enggak pantes. heran saya. lha kalo tikus sih lumayan pantes karena saya punya bukti yang amat teramat valid, yakni stok beras dirumah saya sering berceceran gak karuan, gegara kelakuan si tikus.
Nah mungkin banget jika cerita dongeng tersebut dig anti dengan “si tikus pencuri beras”, ini sangat pentes menurut kacamata pribadi saya. Toh juga tikus sering menjadi perumpamaan dan lambang kasus korupsi. Walaupun sama-sama punya wajah yang innocence, tikus itu bener-bener membuat saya dan keluarga gregetan. Dan cocok banget dijadikan cerita dongeng buat anak-anak usia dini. Dan untuk kesalahan si kancil yang sudah terlanjur menjadi bubur, ya kita sebaiknya memaafkan dengan segera.
Entah pengarang ceritanya siapa, dan bagaimana cerita seutuhnya aku sendiri belum cukup tahu. tapi cerita maling mencuri ketimun ini begitu melegenda cetar membahana pada masanya. karena dari hasil sugesti yang diberikan oleh pengarang cerita ini, dia "si kancil" telah mampu membuat anganku berburuk sangka pada sosok hewan yang sebenernya innocence banget menurut pandanganku pribadi, cari saja di google dengan keywords kacil.
Saya sebenernya tak habis pikir bagaimana bisa pengarang cerita dongeng satu ini mengumpamakan si kancil menjadi hewan yang senang mencuri. padahal jika di lihat dari sudut manapun, tak ada kesan kancil itu pencuri atau maling. gak ada sama sekali. ko ya dimirip-miripin sama pencuri, seperti koruptor saja si kancil saja enggak pantes. heran saya. lha kalo tikus sih lumayan pantes karena saya punya bukti yang amat teramat valid, yakni stok beras dirumah saya sering berceceran gak karuan, gegara kelakuan si tikus.
Nah mungkin banget jika cerita dongeng tersebut dig anti dengan “si tikus pencuri beras”, ini sangat pentes menurut kacamata pribadi saya. Toh juga tikus sering menjadi perumpamaan dan lambang kasus korupsi. Walaupun sama-sama punya wajah yang innocence, tikus itu bener-bener membuat saya dan keluarga gregetan. Dan cocok banget dijadikan cerita dongeng buat anak-anak usia dini. Dan untuk kesalahan si kancil yang sudah terlanjur menjadi bubur, ya kita sebaiknya memaafkan dengan segera.
Comments