Menelusuri
kilatan cahaya yang terhimpit kepekatan kegelapan
terus
melangkah,
berlari
membungkukan
badan,
dan
memecah belah kaca penyekat
yang mengecohkan mata
kakipun
tak sengaja tersandung batuan memilukan
sambaran
petir kekalutan
yang
ingin meredakan keinginan yang semu
tenaga pun tak sanggup bersanding dengan badai keniscayaan yang selalu
membingungkan
seraya
bergumam tiada arti
celotehan lembut nan manis hadir
dan
kepasrahan pun berlalu begitu saja
kaki mengajak kembali berlari
mengejar
mentari
menegakakan
badan yang telah mati
menghancurkan
kaca dengan gagah berani
merebut
sumpah serapah yang menjadi- jadi
dengan
kelembutan yang menawan hati
Seberkas cahaya sudah dekat
kepulan
kegelapan pun perlahan berakhir
walau
baju robek membekas bercak hitam yang pekat
tapi cahaya suci yang bersemayam dalam daging terjaga
masya
allah, cahaya itu...
Cahaya itu...
Cahaya itu begitu menentramkan
Cahaya itu...
Cahaya itu begitu menentramkan
mengundang
decak kagum yang membuat kalbu tenang setelah perjuangan
Comments