Bab2:
Dendam Berkobar
Oleh:
Chandra W. Hartato
Agni begitu terkejut melihat
tubuhnya sekarang mengeras dan sedikit berlumut. Kecantikannya sudah sirna.
Amarahnya pada Sekar Tirta masih belum habis. Bagi Agni, semua kutukan yang ia
terima akibat ulah dari Tirta. Ia begitu heran ada sosok laki-laki zaman modern
yang baru saja mengutak-atik tubuh yang sekarang ia gunakan. Ia juga merasa
lebih baik setelah Alit membersihkan sisa lumut yang tumbuh di balik tubuh Arca
yang didiami Agni.
“Terima kasih, kau sudah
membenahiku, sekarang aku dimana?” Tanya Agni seraya melirik semua keadaan
sekitar.
Alit tetap saja bergidig. Ia
benar-benar melihat dengan matanya sendiri. Yang ia herankan,bagaimana bisa ia
melihat sosok arca jaman kerajaan bisa bergerak di jaman saat ini.
“Pupil matamu menyala.”Alit
bergumam.
“Kenapa dengan diriku?”Agni
keheranan.
“ Itu artinya kau seorang lelembut?”
Tanya Alit menegaskan.
“Maksudnya?”
“Kau hidup mulai kapan, Agni?” Alit
meyakinkan kembali. Ia bertanya sambil ketakutan.
“abad ke-16. Lebih tepatnya tahun
1625.” Jawab Agni.
“Ternyata kau bukanlah..”Alit belum
melanjutkan kalimatnya.
“Iya, aku bukanlah manusia. Aku
sosok jin yang terperangkap selama berabad-abad dalam arca ini.”Jelas Agni
dengan muka sebal.
“Lebih baik kau pergi, karena aku
sudah menduga kau makhluk berbahaya.”Alit mengusir Agni untuk mencari tempat
lain.
“Aku tidak berbahaya bagi manusia.
Keadaan ini yang lebih berbahaya, aku butuh teman. Bukankah kau punya rasa
penasaran yang lebih dengan keberadaan makhluk halus?”Imbuh Agni.
“Iya, tapi tidak saat ini.
Kenyataannya tak seperti yang kubayangkan.”Jawab Alit
“Aku bukan makhluk jahat.”Kata Agni.
“Apa jaminannya kalau kau bukan
makhluk berbahaya?”Alit masih tidak yakin.
“Kau boleh menghancurkan tubuhku
hingga lenyap jika misiku menemukan Tirta sudah kutemukan.”Jawab Agni.
“Mengapa harus dia?”
“Karena aku pingin balas dendam.”
“Itu tidak benar, aku tidak ingin
bekerja sama denganmu.” Alit segera pergi
“Kau sudah mengungkap siapa jati
diriku sebenarnya, maka kau harus bertanggung jawab untuk terlibat dalam
masalah ini.”Kata Agni seraya menggenggam tangan Alit.
“Anggaplah aku seorang pengecut dan
bukan orang yang bertanggung jawab.”Alit tetap saja mempertahankan argumennya.
“Baiklah, suatu saat Wukir Land dalam
bahaya karena aku tidak segera menemukan Tirta. Tanah ini akan menjadi terkutuk
jika Batara Bayu tidak menemukan anaknya. Itu artinya penduduk Wukir Land juga
dalam bahaya.” Agni terdiam sesaat.
Alit melanjutkan perjalanan pulang
ke rumah, sedangkan Agni duduk di tengah puing-puing candi. Ia masih ragu
dengan perkataan terakhir yang diucapkan Agni. Alit tahu bahwa dunia ini memang
penuh dengan keanehan. Ia tidak ingin melibatkan diri menjadi bagian dari
keanehan ini.
Tak lama kemudian gertakan dari dalam
tanah terdengar keras. Alit menghentikan langkahnya. Ia berhenti bukan karena
takut tetapi ia memiliki rasa penasaran yang kuat. Betapa terkejutnya saat Alit
melihat pemandangan yang di luar nalar.
Tanah yang berada di belakang puing-puing
candi tiba-tiba terbuka. Terbelah membentuk tangga yang menjorok ke dalam
tanah. Sepertinya ada ruangan lain yang ada di bawah puing-puing candi itu.
Alit baru mengetahui ternyata masih ada dunia bawah yang jarang manusia ketahui
karena manusia sudah asyik dalam zona ruangan mereka di zaman ini.
Tiba-tiba barisan manusia aneh
setinggi dua meter bemunculan dari bawah. Mereka seperti menghalangi Alit untuk
pulang. Kira-kira sebanyak 25 manusia berperawakan tinggi namun tidak jelas
identifikasi wajahnya. Alit heran apakah mereka berwajah perempuan atau
laki-laki. Yang pasti, mereka bukan manusia biasa.
“Agni bangkit. Syukurlah, dia lepas
dari kutukannya.”Para gerombolan itu sedang membicarakan Agni. Tampaknya,
mereka senang dengan kabar Agni sekarang.
“Kami memang butuh bantuanmu.”Sosok
makhluk berperawakan besar dan tinggi bersuara laki-laki menepuk pundak Alit.
Alit pun menoleh ke belakang. Matanya melotot.
“Kau yang bernama Alit?” Sapa
makhluk manusia bertubuh gempal itu.
“Lelembut bentuk apa lagi ini.
Si..siapa lagi..kau?” Belum sempat bertanya lagi. Alit pingsan. Ia tidak kuat
melihat keanehan yang ada di sekitarnya.
***
Alit membuka kedua matanya. Tanpa
sadar, ia sudah berada di tempat yang berbeda. Ia berbaring di atas kasur yang
berhiaskan ornamen-ornamen kerajaan Hindhu Buddha. Namun, kasur tersebut tetap
canggih. Alit tidak tidur diatas kapas melainkan gelombang sensor yang menjaga
kestabilan pembuluh darah Alit tetap teratur saat ia dalam ketakutan. Saat Alit
terbangun, gelombang magnetik dalam kasur otomatis terhenti dan mendaratkan
tubuh Alit secara perlahan-lahan turun dari tempat tidur.
“Tempat apa ini?”Tanya Alit
keheranan.
“Kau berada di markas kami. Syntetic
Human Centre tempat dimana diciptakannya tubuh manusia sintetis untuk
bangsa lelembut.”Gadis bermata coklat itu menjelaskan sesuatu kepada Alit.
“Siapa lagi kau, apakah kau seorang
lelembut juga?”Tanya Alit keheranan.
“Panggil saja aku Gauri. Aku juga
manusia seperti kamu. Tapi, sejak lahir aku diasuh oleh mereka hingga aku tak
tahu seperti apa dunia manusia zaman sekarang. Yang aku tau, mereka banyak
mengurung diri dalam ruangan.” Gauri menjelaskan lagi.
“Lalu siapa yang membuat tubuh
manusia sintetis?” Alit berusaha mengorek informasi.
Sosok makhluk berperawakan besar itu
datang kembali. Ia menghampiri Alit dengan ekspresi yang lebih familiar.
“Aku harap suara ku yang menggema
ini tidak membuatmu pingsan lagi.”Suara makhluk itu memang cukup menembus
getaran jantung Alit hingga Alit hanya bisa menelan ludah untuk menahan rasa
takut kedua kalinya.
“Aku sudah agak tenang.”Alit
berusaha menenangkan suasana.
“Perkenalkan, namaku Lembu Agung.
Aku menciptakan tubuh sintetis berukuran
besar yang kupakai ini agar terlihat gagah, bagaimana bagus tidak?”
Lembu memamerkan kegagahannya.
“Cukup mengerikan menurutku.”Jawab
Alit seadanya sehingga membuat Gauri tertawa lebar. Apa kau yang menciptakan
semua tubuh sintetis di ruangan ini?” Alit bertanya lagi.
Lembu Agung mengajak Alit menuju
ruangan dimana tubuh sintetis di letakkan dalam sebuah peti kaca yang berjejer
rapi sepanjang dinding. Bentuk-bentuknya agak aneh tidak sesempurna manusia
pada umumnya. Alit menghitung semua tubuh sintetis berjumlah ratusan. Lembu
Agung mampu membuat sepuluh tubuh dalam waktu tiga puluh menit saja.
Setelah berjalan ke barisan peti
kaca. Lembu Agung mengajak Alit memasuki air terjun bawah bawah tanah yang
airnya bisa terbelah layaknya sebuah pintu. Didalamnya berisi lilin-lilin yang
memiliki api dengan warna berbeda-beda. Saat Lembu Agung dan Alit memasuki
ruangan tersebut, api-api itu berubah wujud memberikan salam kepada mereka
berdua. Wujudnya ada yang rupawan dan
ada salah satu yang seram sehingga membuat Alit mundur ke arah Lembu.
“Cipluk! Hormatilah tamu kita! Jika
tidak, aku buatkan kamu tubuh monyet.”Lembu mengancam salah satu lelembut yang
bernama Cipluk. Cipluk memang merupakan golongan jin yang usil tapi ia sangat
tunduk dengan Lembu.
“Jangan dong. Buatkan aku tubuh
besar seperti tuan!”Pinta Cipluk.
“Wani piro? Nyali ciut, usil minta
tubuh gede.” Jawab Lembu.
“Jangan takut, Alit. Cipluk memang
seperti itu wataknya.”Jelas Lembu pada Alit.
Alit hanya bisa mengangguk-anggukkan
kepalanya.
“Ngomong-ngomong apa hubungannya kau
dengan Agni?” Alit berusaha mencari
jawaban atas keanehan yang ia temukan.
“Putri Agni dan Putri Tirta adalah
bagian dari atasanku. Dulu, aku sempat mengabdi menjadi pengawal setia Raja
Batara Bayu. Namun, karena kejahatan Putri Agni, semua keadaan kerajaan
berubah. Raja Batara Bayu lebih sering marah sejak Putri Tirta menghilang entah
kemana.”Lembu Agung menjelaskan dengan sabar.
“Lalu, dimana Raja Batara Bayu
sekarang?”Alit bertanya lagi.
“Raja Batara Bayu terpaksa menerima
ajakan pertemanan iblis karena ia ingin membalas dendam pada Agni atas
kehilangan anaknya. Sejak saat itu, aku yang mengelola istana kerajaan Wukir
hingga saat ini.”
“Dengan membuat tubuh sintetis
sebanyak ini?”
“Yah, aku ingin membuat pasukan
untuk mempertahankan kerajaan Wukir dan menyadarkan Raja Batara Bayu. Untuk
itu, aku butuh bantuanmu, Alit. Kau sudah lama hidup dengan manusia lainnya
sehingga kau pasti mengenal bentuk fisik manusia secara bagus. Kau juga
sepertinya mahir dalam hal merancang sebuah robot yang nyaris mirip manusia.
Aku harap bisa bekerjasama denganmu untuk membuat tubuh sintesis yang lebih bagus
lagi.”Pinta Lembu.
“Akan aku usahakan. Tapi, bagaimana
pun juga hanya Tuhan yang mampu menciptakan sesuatu dengan Mahasempurna.” Jawab
Alit.
“Aku sangat mempercayai hal itu
karena aku juga diciptakan olehNya.”Seraya Lembu merangkul Alit.
Agni datang dengan menggendong sosok
bayi perempuan mungil. Ia terlihat sangat senang melihat bayi itu tersenyum.
Melihat Agni bagaikan sosok arca bergerak yang sedang menggenggam bayi.
“Tuan putri, saya senang tuan sudah
hidup kembali.” Sambut Lembu Agung pada Agni.
“Ini bayi manusia atau....?”Agni
menanyakan bayi tersebut.
“Bukan Putri, tubuh bayi ini memang
saya buat bagi lelembut yang sudah sekarat. Tubuh sintetis ini adalah tubuh
yang spesial bagi saya Tapi, saya sendiri heran karena tubuh bayi ini telah dirasuki
sosok lelembut tanpa aku ketahui.”Jelas Lembu pada Agni.
“Lalu...apakah dia lelembut yang
jahat?”Mata Agni terlihat khawatir.
“Tidak Putri, dia sosok lelembut
yang patuh walaupun tak bisa bicara sedikit pun. Ia hanya bisa tersenyum dan
menangis dalam sosok bayi itu . Namun, setiap ada bahaya datang, dia selalu
memberi pertanda berupa air mata kristal saat ia menangis.”
“Bolehkah aku menggendongnya lebih
lama lagi Lembu?”Pinta Agni sambil memegang pipi bayi itu. “Untuk membuat tubuh
bayi, fisiknya sangat menggemaskan, tidak aneh.”Puji Agni pada Lembu.
Alit menyeret Lembu beberapa langkah
menjauhi Agni. Ia ingin berbicara secara privasi pada Lembu tanpa harus
diketahui Agni.
“Api dendam yang ada pada Agni belum
bisa hilang. Menurutku, dia masih saja jahat” Alit berbisik pada Lembu.
“Aku yakin api dendam nya akan sirna
pada waktunya. Tenanglah, Alit.”Lembu berkata secara bijak.
Agni menghempas-hempaskan bayi itu.
Ia sempat menerbangkan bayi itu dilangit-langit dan menurunkan kembali. Saat
bayi itu jatuh dalam pelukan Agni secara perlahan, bayi itu tertawa.
“Oh iya Lembu! siapa nama bayi
ini?”Agni lupa menanyakan namanya.
“Namanya Klaras, Putri! matanya
segar dan lembut seperti godhong klaras.”
“Klaras! Nama yang indah.”Agni
menggenggam tangan mungil Klaras. Wajah Klaras yang semula tersenyum seketika
berubah menjadi agak sedih.
Bersamaan dengan cengkraman kuat
jari-jemari Klaras pada Agni, rangkaian bayangan mengerikan tiba-tiba tergambar
dalam pikiran Agni. Terlihat jelas kabut hitam berbaris berdatangan menuju
dataran Wukir Land. Kabut-kabut itu pekat mencekik sebagian kecil penduduk.
“Astaga!!!”Teriak Agni secara
spontan.
Klaras menangis keras. Air matanya
yang menetes seketika berubah menjadi kristal saat jatuh di tanah. Sesaat
kemudian kristal menghitam berubah menjadi arang. Klaras menangis
sejadi-jadinya sehingga menumpahkan banyak kristal.
“Bahaya akan datang!”teriak Lembu.
Gauri yang sedang sibuk di dapur
tiba-tiba berlari karena ingin mengetahui apa yang sedang terjadi.
“Bahaya apa yang akan terjadi?”Tanya
Alit penasaran.
“Aku melihat kabut hitam akan datang
ke wilayah ini. Sepertinya saat gerhana bulan tiba.”Kata Agni,
“Apa kau melihat dengan jelas, Agni?
Kau dan Klaras ternyata memiliki ikatan.”Kata Gauri.
“Aku tidak tahu apa maksud semua
ini.”Agni berusaha memahami semua.
“Itu artinya, Raja Barata Bayu telah
mengetahui bahwa Putri Agni sudah bangun dari masa pertapaannya. Ia ingin
menghancurkan Putri Agni bersama Iblis sebagai pembalasan dendam. Cepat atau
lambat kehancuran ini tidak hanya merugikan kerajaan kita melainkan kehidupan
manusia disini juga.”
“Kakek dan nenek, aku tidak ingin
mereka mati, apa yang harus kita lakukan?”Alit mulai khawatir.
“Ini semua gara-gara Tirta. Aku
harus membunuh Tirta dan Ayah agar mereka sekalian hancur dan tidak
menggangguku lagi!” Mata Agni mulai berapi-api memperlihatkan amarahnya.
“Itu bukan penyelesaian yang baik
Tuan Putri, pikirkanlah kehidupan manusia juga.” Saran Lembu.
“Benar Agni, tidak seharusnya kamu
mempertahankan dendammu itu.” Sergah Alit.
“Bersabarlah, Kak Agni.” Gauri
berusaha menenangkan juga.
“Istana Wukir saat ini sudah dibawah
kendaliku, aku berhak membinasakan siapa yang aku tentukan termasuk Tirta dan
Barata Yuda. Mereka tak mampu membunuhku! Lihat saja kalian!”Amarah Agni
semakin menjadi-jadi.
“Tolong hentikan amarahmu, Tuan
Putri!”Lembu berusaha mencegah niat buruk Agni.
“Serahkan keris mu padaku, Lembu!”
“Tapi, keris ini tidak sembarangan
untuk digunakan, Tuan Putri!”
Tanpa berdebat panjang, Agni pun
mengambil senjata keris yang ada dikaitkan di pakaian milik Lembu. Lembu tak
bisa berbuat apapun untuk mencegahnya. Jika Agni marah, tak ada satu pun yang
bisa mengendalikannya.
“Mulai besok, aku yang akan melatih
kalian untuk berperang membunuh Tirta dan Barata Bayu!”Teriak Agni pada semua
penghuni Istana Wukir yang sekarang menjadi Markas Pembuatan Tubuh Sintesis.
“Hidup
Putri Agni!” Seru ke dua puluh lima pasukan Istana Wukir.
Alit,
Gauri dan Lembu Agung saling menatap khawatir dengan misi yang dijalankan oleh
Agni (bersambung ke bagian 3)

Comments