KETIKA TAMAN MENJADI TEMAN



Malang, 12 Juni 2018
            Hari itu dimana suasana ramadan masih terasa sebelum berganti hari raya idul fitri tigahari kemudian.  Aku baru bisa menulisnya saat ini juga karena ide menulis terkadang mirip jelangkung. Datang tak diantar, muncul tiba-tiba begitu saja. Ini sekelibat kisahku tentang tiga taman di Malang yang mampu menjadi teman galauku.

Hutan Kota Malabar
            Ternyata di tengah Kota Malang masih menyimpan hijaunya lingkungan, salah satunya Hutan Kota Malabar. Menurut prasasti buatan yang ada di dekat pintu gerbang, Walikota H. Moch Anton telah meresmikan hutan kota ini pada tanggal 4 April 2016. Lucunya, waktu  hendak meliput rumah pupuk kompos masih belum ada orang sama sekali karena cuti lebaran sehingga tidak ada yang bisa diliput. Banyak aneka jenis pepohonan yang seger-seger disana sampai-sampai pingin piknik disana sambil ngemil wkwk.





Taman Keluarga Merbabu

            “Bruak....Mama sakit...duh.”Suara anak kecil itu mengejutkanku begitu saja.  Tak lama kemudian wajah anak berubah seperti hendak menangis.
            Jelas saja, ada rasa khawatir ingin menolong anak itu.
            “Jangan nangis, Nak! Adek bisa bangun lagi gak?”Ibunya bertanya dengan nada santai tanpa menunjukkan ekspresi kekhawatiran pada anaknya.
            “Bisa Ma” Jawab bocah mungil itu dengan sigap. Ia terbangun dari jatuhnya dan berenti menangis.”
            Wah-wah ternyata si ibu luar biasa mengajarkan anaknya mencari solusi saat terjatuh. Saat ingat kegalauanku, aku dapat memetik pelajaran bahwa semua masalah pasti ada solusinya. Alhamdulillah, Allah memberi petunjuk saat datang ke Merbabu Family Park ini.  Oh iya, btw wifi disini juga kenceng banget lho sampai-sampai aku bisa curi kesempatan untuk upgrade semua aplikasi ku wkwk..#ngirit kuota.



Taman Tjerme
            Setelah kedua taman itu, aku coba cari taman yang lebih bagus lagi. Pas lagi searching di maps, gak taunya aku menemukan taman trompet. Wah taman apa lagi ya? Niat cari tempat itu pertamanya nyasar lho. Ya ampun, malu sekali karena sebagai penduduk asli malang bisa nyasar di tempat sendiri. Belum tua udah pikun hadeeh. Aku nanya ke orang-orang taman terompet dimana?





 Eh, ternyata ekspresi orang-orang malah datar dan cuma bisa geleng-geleng kepala. Alhasil, aku agak nyerah. Gak mungkin perjalanan cari satu taman kulanjutkan bisa-bisa pingsan syantik ditengah jalan. Ya sudah aku memutuskan pulang biar bisa segera cari takjil.
Akhirnya, tanpa sengaja aku melewati taman yang sesuai tujuan. Ealah, ternyata namanya Taman Tjerme, pantes aja tuh orang-orang tadi ekpresinya datar saat aku bertanya taman terompet.  Taman yang letaknya di Jalan Cerme Malang ini memiliki bentuk labirin kecil tetapi tidak bisa dimasukki layaknya labirin raksasa, kalau buat kucing peliharaan kalian pasti bisa lah ya dimasukkan kesini biar kucingnya main-main disini.



Salah satu daya tarik di taman tengah ini adalah berdirinya Gramafon raksasa yang terbuat dari tembaga. Menurut, tanggal yang tertulis, taman diresmikan pada tanggal 12 Agustus 2015.



            Rasa galau waktu itu sedih. Sedih mau pisah sama Bulan Ramadan karena gak ada takjil gratis lagi wkwkwk...eh..eh bukan itu, yah karena suasana ramadan itu yang gak bisa diceritakan.  Semoga aku bisa bertemu ramadan tahun depan. Saat itu aku merenung sebentar tentang semua dosa yang kuingat. Tapi ketiga taman keren di Malang ini menjadi teman saat hatiku merasa Malang. Abaikan sesuatu yang gak jelas dariku ya kawan ndoprok.! (Chandra W.H)
           





Comments