Cerbung Hits Millenial: Penebusan Bawang Merah Bagian ke 4 (Pencarian Sekutu) Oleh Chandra W.Hartato


Pencarian Sekutu
Chandra W.Hartato





                 Lembu telah memerintahkan beberapa kelompok untuk berlatih perang sesuai formasi yang diberikan. Hanya satu yang kurang. 145 pasukan jin sepertinya kurang cukup melawan musuh dengan kekuatan besar. Ia pun berniat mencari sekutu  bangsa jin lain dari berbagai penjuru.  Telah banyak dari ras jin lain yang telah menerima kutukan kekuatan jahat dari Batara Bayu, untuk itu Lembu ingin bekerja sama dengan mereka.
            “ Saya minta Tuan Putri bisa mendampingi saya untuk mencari pasukan lainnya.”Pinta Lembu dengan sopan.
            “Nggak, bagaimana pun aku bisa mengatasi masalah ini tanpa harus berperang.”Jawab Agni.
            “Tujuan mencari pasukan bukan untuk berperang, apalagi membunuh Batara Bayu, kita berperang dengan kekuatan jahat yang menghasutnya.”
            “Tidak! pergilah sendiri, para jin lain pasti membenciku karena aku telah sengaja menyingkirkan putri kesayangan Batara Bayu. Tapi, aku merasa puas putrinya telah hilang saat ini.” Agni tersenyum jahat.
            “Kau tidak pantas berbuat seperti itu Tuan Putri! Sejahat-jahat makhluk pastinya akan termakan oleh apinya sendiri, itu mutlak hukum alam.”Lembu menegaskan. “Baiklah, aku akan pergi mencari sekutu sendiri.” Imbuhnya.
            “Hei, kau serius akan meninggalkanku? kau kan pengawalku.”Pinta Agni dengan manja.
            “Tapi aku juga pengawal semua penduduk  Wukir, bukan hanya menjadi pengawal pribadimu saja.”Sergah Lembu.
            “Oh, jadi kau berani menentangku?”Tanya Agni.
            “Aku hanya menentang kejahatan bukan menentangmu, Tuan.”
            “Jadi, kau menganggapku jahat?
            “Baguslah kalau Tuan Putri menyadarinya.”
            “Pengawal menyebalkan.Huh!” Agni membuang muka dari Lembu. Lembu pun tak menghiraukannya. Ia segera pergi karena hanya membuang waktu jika berdebat dengan Agni. Lembu mengambil senjata kapaknya dan berlanjut melangkah ke luar pintu.
            “Tunggu Lembu, baiklah aku akan ikut denganmu!”
            “Mengapa Tuan Putri berubah pikiran? Apa kau juga berniat membantuku?”Tanya Lembu.
            “Tidak, justru aku ingin menganggumu selama perjalanan sebagai balas dendam karena sudah menggapku jahat.” Kata Agni
            “Kalau berniat menangguku seumur hidup mengapa kau tidak membunuhku secara langsung saja, Tuan?”
            “Terlalu mudah jika aku membunuhmu sekarang, aku ingin kau sengsara perlahan-lahan.”
***
            Perjalanan Lembu berawal dari hutan bambu. Ia mengenal beberapa penghuni di area sini. Agni hanya mengomel karena ia diajak ke tempat yang tidak semestinya. Lembu tetap fokus mencari penghuni yang berada di tengah hutan bambu tersebut.
            Tiba-tiba  beberapa ekor Lutung mengepung Agni dan Lembu. Agni tampak ketakutan, Lembu pun secara respon berada di posisi terdepan Agni.
            “Tenang-tenang....” Belum sempat melanjutkan kata-kata Agni terperangkap jebakan perangkap para Lutung yang berbicara seperti manusia. Selama ini Lembu dan Agni tak tahu bahwa para Lutung berkamuflase menyerupai semak-semak dan menahan mereka saat mereka memasuki zona habitat hutan milik mereka. Akhirnya, Agni dan Lembu terikat akar-akar pohon.
            “Ada keperluan apa kalian datang kesini?” Salah satu Lutung berbulu perak. Sepertinya dialah sang Alpha, pemimpin dari suku kasarung.
            “Perkenalkan aku Lembu dan ini Agni.”Lutung perak itu memandangi Agni.
            “Kenapa dia memiliki tubuh seperti patung hidup?”
            “Jangan sebut aku patung hidup! Aku ini seorang putri.”
            “Benarkah kau seorang putri kerajaan?”
            “Aku membatu selama 32 abad yang lalu.”
            “Agni! Dialah Sekar Agni, putri tiri Raja Batara Bayu yang terkenal kejam itu.” Teriak Lutung yang lain. “Dialah yang menyebabkan Raja Batara Bayu murka merusak hutan kami demi mencari putri kandungnya, ini tidak bisa dibiarkan, Alpha Rangga.”
            “Dasar, monyet Lutung yang liar, berani-beraninya kalian menyebutku kejam.”
            “Kami bukan Lutung liar.” Geram sang Alpha Lutung. Gertakan gigi serta suara pekikan Lutung bersahutan seperti hendak menyerang Agni. Agni tetap bersikukuh membela pedapatnya. Satu per satu lutung hitam yang lain mengerubungi Lembu dan Agni.
            “Hentikan serangan kalian! Aku  datang kesini tidak dengan niat jahat!” Lembu mengangkat kedua tangan pertanda menyerah.
            “Lantas, apa tujuanmu datang kemari?” Tanya sang Alpha Lutung yang bernama Rangga itu.
            “Ingin meminta bantuan pada kalian karena kita mendapatkan pertanda bahwa....” belum sempat Lembu menyelesaikan perkataannya tiba-tiba burung elang datang membawa pesan berupa daun perunggu. Lembu meniupkan helaian daun perunggu itu dan timbul tulisan pesan yang datang setelah terhembus udara.
           
Dari: Raja Batara Bayu
Aku telah mengetahui bahwa Agni-putri tiriku pasti sudah terbebas dari hukuman sebagai arca yang membatu. Namun, sealama 32 abad aku tak menemukan tanda-tanda putri kandungku-Sekar Tirta muncul dalam pencarianku.  Manusiamu dalam tawananku, Gauri dan Alit. Tiba-tiba aku merasakan kehadiran putri kandungku diantara mereka berdua. Mungkin kau heran bagaimana aku mengetahui keberadaan Agni jika ia bersamamu? Aku telah mengetahui semua jawabannya di mata Klaras. Kutukan Agni juga belum sirna seutuhnya. Karena kutukan ini sebagian dari kekuatan amarahku, aku juga memiliki ikatan dengan Agni.  Jika kau tidak menyerahkan Agni saat ini juga, maka perang akan terjadi sehingga manusiamu dalam bahaya terutama Klaras si bayi mungil ini.

            “Gawat, Batara Bayu telah menangkap Klaras, begitu juga Gauri dan Alit.” Lembu mencari sesuatu.
            “Kita harus menaklukan Raja Batara Bayu.”Seru Alpha Rangga.
            “Yah, karena kita semua dalam ancaman, kau juga dalam bahaya, Agni.”
            “Lalu aku harus bagaimana?”Agni ketakutan melihat ancaman dari sang ayah tiri.
            “Apa peduliku? Dia mati sudah sepantasnya tak ada pengaruhnya bagiku.”
            “Jangan asal bicara kau Lutung aneh,”Bentak Agni
            “Jika Agni lenyap, kita semua tak bisa lepas dari kutukan jahat ini. Raja Batara hanya dapat ditaklukan dengan keris lintang kencana. Keris yang sempat aku buatkan untuk Raja Batara ini hanya dapat dipegang oleh putri Batara Bayu. Karena mantra yang tertulis di keris itu memang diperuntukkan oleh kedua putrinya.”
            “Dimana keris itu?” Tanya Alpha.
            “Tertancap di sebuah Yoni, tepatnya di perbukitan Raukampa Hills. “ 
            “Ayo kita mengambilnya! ”
            “Tidak semudah itu Alpha Rangga, kekuatan jahat menyegel keris itu. Kita perlu mencari seseorang yang dapat mencabut keris dari batu meteor itu dengan mudah tanpa harus membuka segel kekuatan itu. Karena perisai keris itu terlalu kuat, bahkan aku sendiri tak bisa membukanya meskipun aku yang membuat keris itu.”
            “Aku ingat, ayah menggunakan keris itu untuk mengutukku.” Kata Agni.
            “Aku bersedia menjadi sekutumu, mari kita selesaikan masalah ini, demi kawananku juga.” Sinar bulan tertutup awan mendung, seketika semua kawanan Lutung dan pemimpinnya berubah menjadi makhluk biasa. Rupanya tak seutuhnya berwujud Lutung, melainkan berwujud setengah manusia.
Alpha-Rangga akhirnya percaya kepada mereka berdua. Lembu dan Agni gagal dijadikan tawanan bagi mereka. Ia berhasil mendapatkan pasukan baru yang berasal dari kawanan Lutung.
Namun, di tengah perjalanan, mereka memasuki kawasan rawa-rawa. Di tengah rawa-rawa, ada sebuah perkampungan kecil. Guci-guci besar tergantung di pohon-pohon beringin yang melikuk mengelilingi rawa-rawa itu. Tiba-tiba guci-guci itu menyala. Lembu terkejut ternyata semua guci itu berpenghuni dan digunakan sebagai rumah bagi suku lain.
Rawa-rawa tiba-tiba mengeras begitu saja saat salah satu penghuni turun dari guci yang paling besar.
“Jaka Kamandanu...hai lama tak berjumpa denganmu kawan.”Kedua mata Lembu terlihat cerah. Saat bertemu lelaki bertubuh kerdil itu, Lembu baru menyadari bahwa tempat ini merupakan perkampungan tempat sahabatnya. Sahabatnya saat sama-sama menjadi prajurit perang dahulu.
“Siapa mereka? tubuhnya aneh.”Agni melirik mereka dengan pandangan meremehkan.
“Mereka keturunan tetua Jaka Kendil, Putri. Kau jangan meremehkannya karena mereka bisa berubah menjadi tampan dan gagah saat menyerang musuh, tubuh kerdil memang sengaja ia gunakan untuk menguji seseorang . Jika orang tersebut menganggap mereka lemah, maka mereka bisa saja melumpuhkan mereka dengan kekuatan mereka yang dahsyat.”Jelas Lembu.
“Mereka suku yang mudah bersosialisasi dan sangat kompak dalam melawan musuh,aku mengenalinya.”Kata Alpha-Rangga.
“Oh...jadi begitu.”Agni masih saja memandang mereka kecil.
“Terima kasih kalian telah menganggap suku kami seperti itu. Mampirlah ke gubukku dan beristirahatlah disini. Kalian terlihat lelah”Ajak Jaka Kamandanu dengan ramah.
“Waktu kami tak banyak , Jaka. Aku tak bisa berlama-lama.”
            “Kalian mau kemana?”
            “Kebetulan sekali aku bertemu denganmu, aku ingin meminta tolong kepadamu untuk menjadi sekutu perangku. Keluargaku dalam bahaya, mereka di tawan.”
            “Apa Raja Batara Yuda telah membuat masalah lagi?”Tanya Jaka Kamandanu.
            “Lagi..? Itu artinya Raja Batara Yuda bermasalah denganmu juga?”Ada tanda penekanan pada akhir pertanyaan Lembu.
            “Senjata kami dirampas, kami hanya bisa mengandalkan alat musik sebagai senjata kami satu-satunya. Mungkin, suku kami hanya bisa membantu dalam hal memperlambat waktu dengan alat-alat musik kami yang didatangkan dari alam awan-awan atau yang biasa disebut manusia sebagai kayangan.”Jaka Kamandanu Menjelaskan
            “Batara Yuda sebenarnya raja yang baik, namun karena ia ingin mencari putri tercintanya. Ia bekerja sama dengan Prabu Fa, dia merupakan jin penghasut yang merupakan sahabat iblis.”Kata Lembu, ia sangat mengenali Raja Batara Yuda karena sempat menjadi pengawal setianya.
            “Aku akan membantumu mencari ras jin lain. Sepertinya, di semenanjung pantai selatan laut Jawa ada pasukan jin yang sangat hebat. Tapi, aku hanya melihat samar-samar di atas ombak laut yang berkabut.”
            “Aku merasa banyak balas budi padamu, kawan.”kata Lembu.
            “Kau banyak berkorban padaku saat berperang melawan musuh dahulu. Jadi, ini saatnya aku membalasnya walaupun aku tak memiliki senjata apa-apa.”
            “Itu sudah lebih.”
            “Lalu, kalau tidak punya senjata, apa mereka masih bisa diandalkan jadi sekutu kita!” Agni berbisik pada Lembu. Seketika mata Lembu menyorot tajam pada Agni sehingga Agni tidak berani bertanya hal yang menyebalkan lagi.
            “Senjata bukanlah solusi melawan musuh, musuh itu sebenarnya ada dalam dirimu sendiri.”Lembu membalas bisikan Agni dengan tegas sehingga Agni diam seribu bahasa.
            Jaka Kamandanu menyajikan berbagai makanan yang terbuat dari ekstrak  dedaunan jatirawa. Daun yang biasa dikonsumsi para jin bangsa tertentu sebagai kekuatan sebelum berperang. Lembu dan lainnya sangat suka mengonsumsi ini, lain halnya dengan bangsa jin jahat, mereka lebih gemar mengonsumsi bangkai manusia dan binatang. Walaupun jatirawa sangat berguna, tampaknya Agni baru pertama memakannya dan ia berusaha menahan rasa sepet daun nya, daripada kelaparan ia berusaha menghabiskannya. Lembu menahan tawa saat melihat ekpresi Agni saat makan.
***

            Sampailah mereka di pelabuhan pantai selatan. Di abad ini, pelabuhan sudah semakin canggih. Di Jawa, baru dibangun terowongan rel kereta api bawah laut sedangkan di atasnya pelabuhan nelayan sedang beraktivitas. Di sekeliling pantai terdapat minimarket khusus seafood dengan alat-alat produksi yang canggih, semuanya portabel.
            Lembu dan lainnya mencoba memasuki lubang melalui terowongan menuju dasar laut . Tidak seperti tempat-tempat bangsa jin lain pada umumnya, tempat pasukan laut pantai selatan seperti gedung semi keraton dengan dominan warna hijau. Gedung ini diselubungi payung raksasa yang terbentuk dari kabut. Banyak bongkahan kapal di sekitarnya. Ini bukti bahwa di medan laut ini sangat berbahaya karena pertemuan dua arus besar, bukan karena ulah jin tersebut melainkan karena arus-arus ini.
            Pintu gedung yang terbuat dari kumpulan koral itu terbuka dengan sendirinya. Lalu, mereka beranjak ke pintu kaca seperti pintu lift dengan nomor 308 Lift yang terbuat dari kumpulan aquarium dengan pemandangan ekosistem biota laut itu terlihat sejuk dimata. 308 ternyata jumlah dari anggota pasukan jin ini. Lift yang muat sebanyak satu pasukan ini tidak mungkin ditemukan di dunia manusia biasa.
            “ Ini singgasana atau hotel ya? “ Tanya Alpha Rangga cekikikan.
            “Ini singgasana abad milenium, kalian tak boleh masuk gerbang sebelum kalian memberitahukan alasan kalian datang kesini.” Salah seorang gadis cantik  menghampiri mereka dengan pakaian kebaya yang modelnya sangat unik di zaman ini.
            “Siapa kamu?”Tanya Agni.
            “Perkenalkan saya Dewi Argandini, pengawal Kanjeng Rara Nawangsih.”
            “Apa pasukan di tempat ini dipimpin oleh seorang ratu?”Tanya Jaka Kamandanu.
            “Yah, semua pasukan kami merupakan keturunan dari Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul yang semuanya adalah perempuan. Tapi, kami tidak bisa seenaknya mengizinkan jin dari luar untuk masuk kesini.”
            “Baiklah, aku tidak masuk tidak apa-apa, yang penting aku dapat berbicara dengan ratu di depan gerbang ini.” Pinta Lembu.
            “Apa jaminannya jika kau benar-benar memiliki niat yang benar dan jujur.”
            “Raja Batara Bayu akan segera datang, aku butuh bekerja sama dengan kerajaan ini.”Pinta Agni tanpa basa-basi.
            “Tunggulah sebentar, akan kupanggil kanjeng ratu!” Dewi Argandini memanggil ratu melewati kekuatan telepatinya.
            “Iya, kami akan menunggu disini saja.”Kata Lembu.
            “Masukklah! Kanjeng Ratu mengizinkanmu untuk mendiskusikan hal ini di ruang tamu.” Ajak Dewi Argandini.
            Ruang tamu yang tersusun dari buih ombak yang membeku ini sangat artistik. Kursi-kursi dan meja terbuat dari rangkaian ganggang hijau yang mengeras. Sedangkan lantai terbuat dari kaca tebal sehingga dapat melihat dasar laut tedalam. Sungguh bangunan yang sangat sempurna seperti kecantikan yang dihuni oleh para penghuninya.
            Pintu bagian tengah ruang tamu terbuka. Tampaknya, wanita berambut panjang sepinggang dengan tiara dari rangkaian batu permata samudra itu adalah sang ratu. Dalam ruangan itu, terlihat aktivitas para pasukan wanita sedang membenahi kereta kencana sang ratu. Ada juga yang sedang menumbuk suatu ramuan untuk perawatan sang ratu dan mereka sendiri.
            “Aku dengar kalian membutuhkanku?” Kata Sang Ratu. Sorot kedua matanya tertuju pada sang semua jin lainnya.
            Kedua mata Lembu tak terhenti membalas tatapan sang Ratu. Alpha-Rangga tertunduk melihat pesona kecantikannya begitu juga Jaka Kamandanu. Hanya Agni yang tidak merasakan ada pengaruh kekuatan hipnotis dari sang ratu.
            “Sadarlah, Lembu. Ini hanya pengaruh pikirannya saja.”Agni berusaha menggoncangkan tubuh Lembu.
            “Kau cemburu, Agni? Memang dia lebih memesona” Lembu tidak memanggilnya dengan sebutan nama tanpa sebutan putri karena pengaruh kekuatan sang Ratu.
            “Oh maaf, aku tak sengaja membuat kalian terhipnotis.”Ratu terlihat bingung dan baru menyadari akan kekuatannya sendiri. Siapapun lawan jenis yang memandang matanya dalam hitungan menit maka mereka akan merasakan aura jatuh cinta. “Aku butuh kekuatanmu Dewi Argandini.”pinta sang ratu.
            Dewi Argandini datang menghampiri sang ratu, “Baik, Ratu! Aku siap menyegelnya.” Ia memiliki bakat memblokir kekuatan lain. Karakternya yang lebih tertutup ternyata sangat menguntungkan bagi sang ratu. Karena itulah Dewi Argandini dipilih sebagai pengawalnya. Dewi Argandini memiliki kekuatan perisai yang tebal yang dapat memblokir pengaruh kekuatan ratu dan kekuatan jin lainnya.
            “Ah, aku baru sadar mengapa aku merasa seperti mabuk sesaat.” Lembu tersadar setelah Dewi Argandini memblokir pengaruh hipnotis ratu. Alpha-Rangga dan Jaka Kamandanu juga telah tersadar. Namun, entah mengapa ia Jaka berganti memandangi mata Dewi Argandini.
            “Aku membutuhkan bantuanmu untuk berperang melawan kekuatan jahat Batara Bayu.” Pinta Lembu pada ratu.
            “Kekuatanmu sangat besar, aku yakin kau menjadi pasukan hebat di dunia perang.”Puji Jaka Kamandanu.
            “Tidak, peperangan besar bukan urusanku, aku tak ingin terlibat.” Jawab sang ratu.
            “Mengapa kau menolanya?”Tanya Agni.
            Ratu terdiam sesaat,”Sudah beberapa kali, kami diremehkan dalam hal terlibat perang karena kami dianggap sebagai wanita lemah.”
            “Akan kuajari bagaimana menjadi wanita kuat, kita akan berjuang bersama-sama!”Ajak Agni.
            “Mengajariku kau bilang? Jangan sombong tuan putri! “ ratu tersenyum meremehkan Agni,”apakah seorang gadis yang tega melenyapkan saudara tirinya boleh dikatakan wanita kuat ? kau yakin merasa kuat?” kata-kata itu membuat Agni terdiam tak bergeming.
            “Aku mengandalkanmu ratu, kami sangat membutuhkanmu.” Pinta Lembu sekali lagi.
            “Sekali tidak tetap tidak. Peperangan tidak ada pengaruhnya bagi kehidupan kami.” Ratu meninggalkan tempat duduk.
            “Aku yakin kau akan berubah pikiran ratu! Lembu akan membuatkan kalian senjata khusus jika melibatkan diri dalam menghadapi peperangan ini.Kami sangat menghargai kaum suku mu.”Teriak Jaka dengan berani.
            “Hey lancang sekali kau, bagaimana aku bisa membuat senjata secara mendadak.” Lembu menyenggol tubuh Kamandanu.
            “Tenang, aku bisa membantumu masalah waktu,”Bisik Kamandanu.
            “Tidak seharusnya kamu ngawur berteriak seperti itu.” Kata Argandini pada Kamandanu.
            “Apa perasaanmu juga berubah padaku suatu saat nanti?” Tanya Kamandanu.
            “Langkahi dulu perisaiku!”Jawab Argandini.
            “Hahaha..kalau aku bisa melawan perisaimu,  kau menjanjikanku sebagai kekasihmu, aku bersedia.”Jawab Kamandanu. Namun, Argandini tetap tak peduli dan meninggalkan mereka.
            “Hati-hati kau bisa saja jatuh cinta sungguhan padanya.” Lembu
            “Biasanya perasaan jatuh cinta memang berawal dari pebedaan yang tanpa sengaja menemukan titik yang sama. Bisa diawali dengan perdebatan, sok bermusuhan, aduh...aduh.” Keluh Alpha-Rangga.
            “Seperti kau dan Agni pasti nanti menemukan titik yang sama.” Kata Kamandanu.
            Agni dan Lembu saling menatap dan terdiam beberapa menit.
            “Percuma kita berdiam disini jika ratu tidak menerima tawaran kita. Ayo kita lanjutkan pulang ke Wukir Land saja!” Perintah Lembu.
            “Kau jangan berusaha mengalihkan pembicaraan, Lembu.” Kamandanu menggodanya sekali lagi.
           
(bersambung ke bagian 5)
           


Comments